Fungsi sastra harus sesuai dengan sifatnya yakni menyenangkan dan bermanfaat. Kesenangan yang tentunya berbeda dengan kesenangan yang disuguhkan oleh karya seni lainnya. Kesenangan yang lebih tinggi, yaitu kontemplasi yang tidak mencari keuntungan. Dan juga memberikan manfaat keseriusan. Keseriusan yang menyenangkan, estetis dan keseriusan persepsi. Sehingga ini berarti karya sastra tidak hanya memberikan hiburan kepada peminatnya tetapi juga tidak melupakan keseriusan pembuatnya.
Selain menampilkan unsur keindahan, hiburan dan keseriusan,
karya sastra juga cenderung membuktikan memiliki unsur pengetahuan. Contohnya
puisi, keseriusan puisi terletak pada segi pengetahuan yang disampaikannya.
Jadi puisi dianggap sejenis pengetahuan. Seperti yang dikatakan oleh filosof
terkenal Aristoteles bahwa puisi lebih filosofis dari sejarah karena sejarah
berkaitan dengan hal-hal yang telah terjadi, sedangkan puisi berkaitan dengan
hal-hal yang bisa terjadi, yaitu hal-hal yang umum dan yang mungkin.
Lain lagi dengan novel. Para novelis dapat mengajarkan lebih
banyak tentang sifat-sifat manusia daripada psikolog. Karena novelis mampu
mengungkapkan kehidupan batin tokoh-tokoh pada novel yang ditulisnya. Sehingga
ada yang berpendapat bahwa novel-novel bisa dijadikan sumber bagi para psikolog
atau menjadi kasus sejarah yang dapat memberikan ilustrasi dan contoh. Bahkan
bisa dikatakan bahwa novelis menciptakan dunia yang mengandung nilai kebenaran
dan pengetahuan sistematis yang dapat dibuktikan.
Fungsi sastra, menurut sejumlah teoretikus, adalah untuk
membebaskan pembaca dan penulisnya dari tekanan emosi. Mengekspesikan emosi
berarti melepaskan diri dari emosi itu. Contohnya ketika penonton drama dan
pembaca novel yang bisa mengalami perasaan lega dalam artian bisa melepaskan
emosinya. Namun hal ini masih dipertanyakan karena banyak novel yang ditulis
atas dasar curahan emosi penulisnya sehingga pembaca pun bisa merasakan emosi
yang menekan penulisnya.
Jadi, pertanyaan mengenai apa fungsi sastra sebenarnya belum
dapat dijelaskan dengan tepat karena yang bisa merasakan fungsi sastra adalah
si pembaca itu sendiri. Apakah ia mendapatkan pengetahuan, hiburan, nilai
kebenaran, nilai psikologis dan lain sebagainya.
Namun demikian, sastra sebagai unsur kebahasaan tentunya
memiliki fungsi dan karakter khusus. Dalam kaitannya dengan kehidupan
sosial-kemasyarakatan, sastra memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
Fungsi rekreatif
Sastra berfungsi sebagai sarana hiburan bagi masyarakat karena mengandung unsur
keindahan.
Fungsi didaktis
Sastra memiliki fungsi pengajaran karena bersifat mendidik dan mengandung unsur
kebaikan dan kebenaran.
Fungsi estetis
Sastra memiliki unsur dan nilai-nilai keindahan bagi para pembacanya.
Fungsi moralitas
Sastra mengandung nilai-nilai moral yang menjelaskan tentang yang baik dan yang
buruk serta yang benar dan yang salah.
Fungsi religius
Sastra mampu memberikan pesan-pesan religius untuk para pembacanya.
0 komentar:
Posting Komentar