Rabu, 14 Agustus 2013

Mengembangkan Tema

Banyak penulis, menuliskan tanpa konsep. Tidak salah, dan sah-sah saja. Tetapi tiap penulis memiliki latar belakang dan tingkat kemampuan yang tidak sama. Maka saya kerapkali mengingatkan pada para penulis pemula atau yang sedang belajar menulis (apa saja : fiksi/non fiksi) Membiasakan diri dengan membuat Bingkai cerita.

Dalam Bingkai cerita yang berperan penting dan utama adalah tema. Karena tema adalah urat nadi dari tulisan tersebut. Biasanya tema pula yang ditentukan di awal. Ketika tema sudah ditentukan, masing-masing penulis mengembangkan tema berdasarkan kemampuan dan pengalamannya. Tip dan trik menuliskan sebuah tulisan hanya sebagai penuntun

Bagaimana sih mengembangkan tema? Seperti yang sudah saya tulis di atas, semua tergantung pada kemampuan dan pengalaman tiap penulis yang sudah bisa dipastikan akan berbeda satu sama lain. Dalam karya tulis tanpa pakem yang ketat seperti cerpen atau novel, tema bisa tergambar dengan samar-samar dan baru jelas ketika mendekati akhir. Ini sah-sah saja. Selain bertujuan mengingat pembaca agar terus membaca hingga akhir, hal lain adalah membuat kejutan-kejutan. Mengajak pembaca menebak, kemana arah cerita.



Untuk penulisan sebuah novel, tema cerita sangat penting, sama pentingnya dengan membuat penokohan dan draft cerita. Pada cerpen penokohan tidak terlalu penting apalagi jika tokohnya Cuma satu atau dua. Penulis dapat bertindak sebagai sutradara, terserah penulis akan membuat seperti apa sih tokoh asal konsisten sejak awal, pertengahan hingga akhir.

Pada penulisan sebuah novel, tema adalah darah yang mengalir dalam tubuh. Yang mempersatukan tiap bab menjadi bagian tak terpisahkan.

Tema dapat dikembangkan dengan berbagai cara

1. Lewat dialog antar tokoh

2. Monolog si tokoh (Sudut pandang orang pertama)

3. Pemikiran mengenai perbandingan system beberapa masyarakat atau nilai pendidikan yang dianut beberapa generasi

4. Buah pikir/ide-ide si tokoh (Penulis bisa memasukan ide-idenya sendiri)

Misalnya: Mengenai topik yang ramai diperbincangkan media.

5. Tindakan atau keputusan si tokoh

6. Pandangan si tokoh terhadap nilai budaya/ sosial/agama l yang ada

7. Penggunaan/kepercayaan si tokoh terhadap simbol-simbol. (Misalnya symbol Yin dan yang. Atau patung Loro Blonyo/ ganesha dll)

Dalam penulisan cerita, pengembangan tema tidak akan seluas dalam menuliskan novel. Tetapi beberapa poin di atas, bisa menjadi pegangan.

Salam Sastra Bunda Icha/Penulis dan Sastra

1 komentar:

Rusdi El Umar mengatakan...

Kadang saya masih sangat kesulitan untuk mengembangkan sebuah tema. Terkadang timbul juga tanya penasaran saya, adakah bakat dalam diri saya? Hemmm....

Posting Komentar

PEDAS BLOG:



Berisi berbagai informasi pengetahuan umum dan sastra, buku karya para penulis anggota grup PEDAS. Serta kegiatan Grup Pedas-Penulis dan Sastra.

Sekaligus sebagai media informasi PEDAS PUBLISHING. Sebagai penerbit Indi yang menerima naskah-naskah untuk diterbitkan sesuai keinginan si penulis. Dan buku-buku terbitan PEDAS PUBLISHING dapat diperoleh dengan sistem Print On Demand (POD). Lini penerbitan sudah mulai beroperasi. Ditandai dengan penerbitan buku antologi 135 Puisi Romantis: Cinta Dalam Empat Dimensi

 
Design by alisakit | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Cap Kaki Tiga Setia Manfaat