![]() |
Sebelah mata |
Jangan pandangi aku dengan sebelah mata
aku perempuan
aku hidup di era digital
akulah Kartini masa kini
Lindap mengendap hati dan jiwaku
menulikan telinga adalah pilihanku
manakala masyarakat mencibir sinis
pada caraku beraktualisasi
Benarkah negara akan memberiku makan?
benarkah negara akan memberiku pendidikan?
benarkah negara akan memberiku tempat tinggal?
sandang, pangan, papan, kebutuhan dasar
kemana harus kupinta?
jika dinding-dinding kemunafikan lebih tinggi dari pagar rumah
dan angka korupsi lebih tinggi dari monas
akankah RA Kartini tersenyum, jika mengetahui banyak perempuan
mati karena dihimpit kemiskinan?
mati karena tak makan?
tapi tak mati karena kebodohan?
Akulah Kartini masa kini
aktif di jejaring sosial melihat berbagai kesempatan
jika cinta masih laku dibeli
berarti besok masih ada makan
Jangan mencibir dengan bibir meringis
aku dapat membaca, mampu membuat akun facebook
aku punya telepon genggam yang menghubungiku dengan dunia maya
di sana, cinta tergadaikan. Tak perlu pendidikan.
Asal harga cocok, pertemuan tinggal diatur.
jual diri jual cinta bukan ajaran Kartini
tapi Kartini lupa mengajarkanku
jangan buka aurat walau kau lapar
Akulah Kartini masa kini
tak malu mengaku mencari sesuatu dengan yang itu
mungkinkah kartini jadi presiden?
sehingga lelaki berharap emansipasi?
21 April 2013
04.35 saat adzan subuh menggema.
Elisa Koraag
0 komentar:
Posting Komentar