Senin, 08 April 2013

Antologi 250 Puisi Cinta Indonesia, Rp. 55.000

Antologi 250 Puisi Cinta Indonesia




PROLOG:
Penjaga Khatulistiwa


“Kami akan tetap di sini,
menjaga untaian manikam khatulistiwa,
agar cantiknya selalu menyilaukan mata.”

(Wirasatriaji)

PENUTUP:
 Manikam Nusantara
Mutu manikam Nusantara nan jaya
Kilau cahaya bindarkan semangat merdeka
:Tuhan, pada-Mu kami mendamba suaka
Keringlah airmata duka, bangkitlah Indonesia! 

(Lathifah Edib)

Antologi 250 Puisi Cinta Indonesia adalah proyek pertanggung jawaban moral. Audisi ini diikuti hampir 250 peserta dengan jumlah mendekati 400 naskah. Dan disaring menjadi 250 puisi yang ditulis oleh 130 penulis hebat. Siapaun yang ingin menyegarkan ingatan dan nasionalisme, wajib memiliki dan membaca Antologi 250 Puisi Cinta Indonesia.

"...Di tengah krisis nasionalisme dan patriotisme akibat dekadensi moral yang terjadi, nurani ini bertanya, benarkah tak ada lagi kebanggaan pada Indonesia? Bicara kemelut bangsa, kemerosotan moral, meningkatnya korupsi dan kriminalitas, kejahatan terorganisasi atau kejahatan mendadak karena urusan perut (penjambret, pencopet, dll), kita seakan lupa pada nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia. Penduduk yang penuh kasih, ramah tamah, dan berbudi seakan hanya ilusi dan mimpi.

Tetapi, Anda akan terkejut membaca rangkaian kata-kata indah dalam Antologi 250 Puisi Cinta Indonesia ini. Apapun dan bagaimanapun keadaan Indonesia, rasa cinta dan bangga pada Indonesia tetap tak tergoyahkan. Tetap berkibar dalam setiap sanubari anak-anak bangsa. Kekayaan alam dan budaya adalah sumber inspirasi yang tak pernah habis.

Apa yang tersurat dalam syair-syair puisi ini adalah doa sekaligus harapan yang menunjukkan besarnya rasa cinta dan bangga dalam diri para penulis sebagai bangsa Indonesia. Kecintaan dan kebanggaan itu membuat mereka bertekad memberikan yang terbaik, bahkan banyak tertulis sebagai janji untuk tetap setia dan menjaga Indonesia. Jadi, jangan pernah ragukan nasionalisme dan patriotisme generasi muda. Antologi 250 Puisi Cinta Indonesia adalah karya para penulis muda berbakat. 

Membaca bait demi bait, akan menggetarkan setiap sukma. Karena, janji atau doa yang tersurat seakan mewakili apa yang kita rasakan. Keinginan memperjuangkan Indonesia dengan karya nyata agar menjadi bangsa yang maju dan mandiri adalah tekad kita semua.




013. LITANI UNTUK NEGERI
Andik Chefasa

Semua bersujud mengucap doa untuk Bumi Pertiwi
Pun tiada lelah bait-bait harapan telusuri pasti
Keterpurukan bukanlah akhir
Mencintai negeri jadikan awal untuk wujudkan mimpi

Waktu memainkan perannya untuk sebuah rencana
Semua bersatu dalam doa, memohon elok titian negara
Tentang perjuangan, mengibarkan tinggi-tinggi bendera pusaka
Tentang harapan, merdeka dalam kencana mulia

Hati selalu mendengar gema riuh awak negeri
Sejenak lupakan kecam, benci, dan dengki
Tengok jauh ke dalam nurani
Genggam, rengkuh, peluk damainya sunyi

Teriakkan keras-keras lalu laju mendayu
Teriakkan keras-keras dengan mengunci bibirmu
Panjat kuat-kuat hingga mengharu biru
Semua berpadu, litani akbar bangkitkan negaramu

Jauhkan benci
Bersatu….
Bersatu….
Cinta mati pada negeri!



023. MONOLOG CINTA DAN BENDERA hal: 24
Anwar Noaka


1.

Di bawah naungan bendera
Aku tancapkan tonggak-tonggak cinta
Sang Saka ruh utama anak bangsa

Aku sepuh semerah kibarannya
Aku basuh seputih kepakannya
Bergerak dalam rangkaian doa-doa

Sebab hanya ini sisa perjuangan
Tongkat estafet dari para pahlawan
Jiwa-jiwa terbaring yang tak pantas diabaikan

2.

Bila engkau memilih menutup pintu hati
Aku akan tetap berkarib nurani

Di sisi Ibu yang tak akan kurelakan mati
Direnggut paksa: mental ironi, tangan elegi!



135. WAJAH NUSANTARA
May Valentine

Hamparan sejarah tersusun tanpa kata
Pada patriot yang gugur tak sempat kutitipkan doa
Sajak nasionalisme terkikis di tiap sudut kota
Riuhnya hanya sebatas suka

Wajah-wajah miris, menangis tragis
Mencari warna emas di pelosok negeri, kami pun berderai lagi
Saatku dulu, bumiku terhampar padi yang sekuning itu
Saatmu kini, terpapar gedung tinggi mencengkeram bumi
Nusantara telah berganti
Wajahnya tak sepolos zamanku tempo itu, memang telah
terpoles sebuah reformasi

Entah seperti apa pun topeng potretmu, Negeriku
Akan berubah mengikuti lajunya sang waktu
Tetap saja Indonesia adalah seluas Nusantara
Negara kepulauan yang termahsyur namanya
Belahan bumi tersempurna yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita
Dengan segala keragaman
Menyatu dalam perbedaan
Bersama menjalin indahnya kebinekaan



234. KARENA SELURUH AKU: MILIKMU
Veronica B. Vonny

Terlahir di sini—di negerimu yang indah
: Keturunan leluhur dari Negeri Sutra.
Tetapi, siapa namanya dan keturunan keberapa? Entah.
Dari Tiongkok bagian mana persisnya? Entah.
Kapan pertama bermigrasi ke sini? Lebih entah.
Kedua omaku saja sudah tak bisa bahasa sana;
Cuma tahu Melayu Pasar campur Betawi dan Jawa.
Olalaaa….

Imlek, Cap Go Meh, Peh Cun, Ceng Beng, Tiong Ciu Phia.…
Sekadar ikutan selebrasi ketika oma-oma masih ada,
Tak sepenuhnya ‘ku mengerti dan kuhayati maknanya.
Kenal bahasa Mandarin baru saat kuliah.
Itu pun tak pernah lancar juga;
Dengan Mandarin Glodok jauh berbeda—
Ups, ini pun hanya cepek-goceng-noban ngertinya!

Tetapi: kulit kuning, mata sipit, didiskriminasi kaum fanatik!
Krisis identitas!
Namun, mau ke mana dan mau apa?
Terima dan syukuri saja.
Negeri leluhurku, hanya negeri antah-berantah.
Lahirku di sini. Matiku pun bakal di sini: Indonesia.
Ya, kau bukan hanya separuhku—kau seluruh cintaku.
Karena seluruh aku: milikmu.

13.01.13



Untuk pembelian buku:
Harga Rp. 55.000 belum termasuk ongkos kirim
Transfer ke
Rekening bank mandiri an: Elisa Koraag  : 155 00 03786871
Konfirmasi dan Bukti transfer di kirim ke inbox Penulis dan Sastra



 

0 komentar:

Posting Komentar

PEDAS BLOG:



Berisi berbagai informasi pengetahuan umum dan sastra, buku karya para penulis anggota grup PEDAS. Serta kegiatan Grup Pedas-Penulis dan Sastra.

Sekaligus sebagai media informasi PEDAS PUBLISHING. Sebagai penerbit Indi yang menerima naskah-naskah untuk diterbitkan sesuai keinginan si penulis. Dan buku-buku terbitan PEDAS PUBLISHING dapat diperoleh dengan sistem Print On Demand (POD). Lini penerbitan sudah mulai beroperasi. Ditandai dengan penerbitan buku antologi 135 Puisi Romantis: Cinta Dalam Empat Dimensi

 
Design by alisakit | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Cap Kaki Tiga Setia Manfaat