Sekian tahun aku hidup bersama pangkuan Bunda dan Ayah. Tak pernah ada rasa kurangku bersamanya. Meski aku hanya terlahir sebagai wanita sederhana yang hidup dalam keluarga serba cukup, aku merasa inilah kebahagiaan. Dimana aku masih bisa merasakan tangan lembut Bunda yang menyentuh hari-hariku.
Las, kompresor, amplas, sudah menjadi harian Ayahku. Tapi, malaikatku tak sanggup hanya menerima rezeki yang Ayah beri. Bunda, dengan kekuatan cukup yang dimilikinya, tak segan untuk terjun membantu Ayah. Tak hanya mengurus dapur, diriku dan adik-adikku. Bunda juga membantu pekerjaan Ayah. Tak pernah ia merasa malu atau apapun. Usahanya begitu ikhlas untuk meringankan beban Ayah. Mengamplas, yang sering ia lakukan. Amplas-amplas kasar yang berbaur dengan mobil-mobil parah, ia goreskan perlahan. Merasakan setiap kasih sayang yang selama ini Ayah berikan, membuatnya tegar membantu Ayah. Dengan niat tulus, ia mampu menyelesaikan sedikit pekerjaan Ayah, sehingga mobil di bengkel cepat untuk disemprot cat baru. Tak hanya amplas, dempul untuk menutup lubang-lubang pun ia tempelkan. Satu pintu mobil, dua pintu dan bagian mobil lain, ia kerjakan bersama Ayah. Tetap dengan semangat membaranya, akhirnya mobil yang dikerjakan bersama pun terselesaikan. Kini, Ayah dan Bunda mendapat balasan dari semua usahanya. Allah memberikan rezeki dan kasih sayang yang lebih untuk membangun harmonisnya keluargaku.
Seperti Kartini yang berjuang hingga bisa menyetarakan gender. Bunda pun tak mau terlihat lelah. Ia tetap berjuang untuk Ayah dan keluarga. Tanpa malu, penuh keyakinan, Bunda lah Kartini untuk keluargaku. Kartini yang hebat. Selalu ada untuk Ayah. Kasih sayangnya tak pernah luntur. dan nasihat kebajikan yang tertuang dalam sanubari akan selalu kusimpan hingga akhir hayatku. Kholifaturokhma - Ff ini pemenang Quizania Grup Pedas 20 -21 April 2013
0 komentar:
Posting Komentar